Berkepak siur sayap puisinya meniti ke hati
mengelar nadi-nadi malam yang menghanyut
pembaringannya memijar daun-daun kulit
saat hujan menghembas laranya de dada subuh,
kelopak mawarku meretak hingga ke urat tangkai
nafasku tak lagi berguman dengan dinding
bila matahari menyelak tirai makna
Aku & Dia
Marilah aku dengarkan
nyanyi embun pada daun
menggema tasbiNya pada runcing angin
tajam mengikis kerak-kerak hati
membangunkan ruh yang tertidur
pada perdu sejadah tahajud
dalam membilang bilah-bilah jujur
yang Engkau hunjam ke darah
Esok aku melipat kenangan
menyimpan ke kantung hati
membawa pergi wangi jujurmu
bersama detak waktu
yang bakal menghadirkan sebuah rindu
dalam sepi kamarku
Rajendra Nath Tagore
nyanyi embun pada daun
menggema tasbiNya pada runcing angin
tajam mengikis kerak-kerak hati
membangunkan ruh yang tertidur
pada perdu sejadah tahajud
dalam membilang bilah-bilah jujur
yang Engkau hunjam ke darah
Esok aku melipat kenangan
menyimpan ke kantung hati
membawa pergi wangi jujurmu
bersama detak waktu
yang bakal menghadirkan sebuah rindu
dalam sepi kamarku
Rajendra Nath Tagore
No comments:
Post a Comment